• Kopi Radix Sinergi

    Kopi Radix Sinergi

  • Extra Food

    Extra Food

  • Etta Goat Milk

    Etta Goat Milk

  • Madu Asli HPA Indonesia

    Madu Asli HPA Indonesia

Monday

Menyingkap Taqiyah Orang Syi'ah


Dalam sebuah diskusi di dunia maya, seorang Sunni Indonesia bertanya kepada seorang Syi’ah Indonesia: “Apa hukumnya orang yang tidak percaya pada 12 imam Syiah?”

Orang Syi’ah tsb menjawab: “Tidak perlu dihukumi apa-apa. Keyakinan tidak bisa dipaksakan”.

Orang Sunni: “Kalo yang tidak mengimani imamah tidak ada hukumnya, terus apa bedanya antara yang beriman kepada imamah dan yang tidak? Kalau begitu Abu Bakar RA dan sahabat-sahabat  Nabi yang lain juga tidak bersalah, kan tidak ada hukumnya mengingkari imamah?”

Orang Syi’ah: “Yang mengimani imamah punya satu kelebihan dibandingkan dengan yang tidak mengimani imamah”.

Orang Sunni: “Ini pendapat mas pribadi ya? Kalo pendapat mazhab Syi'ah imamiyah itsna 'asyariyah tentang mereka yang tidak beriman pada 12 imam Syiah apa mas?”

Orang Syi’ah: ”Syiah meyakini imamah yang merupakan masalah ushuli (fundamental) dalam rukun iman Syiah. Sunni tidak meyakini hal ini. Dalam pandangan Syiah, Sunni tetap sah keislamannya berdasarkan keterangan dari para imam Ahlul Bait”.

(Padahal telah kita ketahui bersama bahwa para ulama Syi’ah menyesatkan bahkan ada yang mengkafirkan semua orang yang tidak beriman kepada 12 imam Syi’ah)

Orang Sunni: “kalo memang Sunni tetap sah keislamannya tanpa meyakini imamah, berarti imamah bukan masalah ushuli (fundamental), karena konsekwensi masalah ushuli adalah ketika orang tidak meyakini atau mengamalkannya maka dipandang sesat bahkan bisa kafir. Bukankah begitu?”

Orang syi’ah: “Dalam masalah ini bisa dibilang Syiah agak luar biasa, yang tampak oleh saya adalah hal yang paling ushuli bagi Syiah adalah berpegang teguh pada Ahlul Bait”.


Orang Sunni: “Suatu hal yang dianggap ushuluddin (aqidah) bila tidak diimani, maka konsekwensinya adalah sesat.  Bila tidak dianggap sesat, berarti hal tsb tidak termasuk ushuluddin. Jadi beriman kepada 12 imam Syi’ah termasuk perkara aqidah atau bukan?”

Orang Syi’ah: “Secara pribadi, saya meyakini sesuatu karena sesuatu itu saya anggap benar. Dan saya tidak meyakini sesuatu bisa jadi karena saya masih ragu dengan hal itu. Nampaknya saya dan mas adalah manusia yang berbeda”.

Orang Sunni: “Mas, jadi jawabannya apa?”

Orang Syi’ah tsb tak mau menjawab pertanyaan tsb. Dia lebih memilih meninggalkan diskusi. Pertanyaan tsb mungkin bagaikan buah simalakama baginya

Bila ia menjawab ‘termasuk perkara aqidah’, maka dia secara tidak langsung menyesatkan semua orang diluar syi’ah bahkan bisa sampai mengkafirkan semua orang yang tidak beriman kepada 12 imam syi’ah. Maka ketahuanlah siapa Syi’ah sebenarnya.

Bila orang syi’ah tersebut menjawab ‘bukan perkara aqidah’, maka dia tidak bisa menyesatkan atau mengkafirkan orang-orang diluar syi’ah. Dan dia juga tidak bisa menuduh para shahabat Nabi telah menzholimi Ali bin Abi Thalib. Serta dia juga tidak bisa menganggap para imam syi’ah sebagai orang-orang yang ma’shum (terbebas dari dosa).

Semoga dialog Sunni-Syi’ah diatas bermanfaat bagi para pembaca.

2 comments:

  1. Mas sekali-kali masuk dech ke blok http://ruangsc.blogspot.com, saya lihat banyak banget orang awam yang masuk kesitu termasuk saya, dan saya melihat sangat berbahaya. Orang bisa terpengaruh syiah disana.

    Tks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf, mas Andrew. Untuk apa saya bergabung diskusi dengan mereka, diskusi dengan mereka tidak ada gunanya.

      Mereka adalah orang-orang 'abu-abu'. Syiah bukan, sunni juga bukan. Lihat saja dari cara mereka berargumen.

      Artikel "Menyingkap taqiyah orang syiah" ini hanyalah cuplikan kecil dari sebuah diskusi yang ngalor ngidul kesana kemari tidak karuan antara orang sunni dan orang syiah (bukan orang 'abu-abu')

      Delete

Komentar anda adalah cermin kepribadian anda. Silahkan berkomentar ...